Korea Utara, secara resmi disebut
Republik Demokratik Rakyat Korea (
Hangul: 조선민주주의인민공화국, Chosŏn Minjujuŭi Inmin Konghwaguk) adalah sebuah
negara di
Asia Timur, yang meliputi sebagian utara
Semenanjung Korea. Ibu kota dan kota terbesarnya adalah
Pyongyang.
Zona Demiliterisasi Korea menjadi batas antara Korea Utara dan
Korea Selatan.
Sungai Amnok dan
Sungai Tumen membentuk perbatasan antara Korea Utara dan
Republik Rakyat Cina. Sebagian dari Sungai Tumen di timur laut merupakan perbatasan dengan
Rusia. Penduduk setempat menyebut negara ini
Pukchosŏn (북조선, "Chosŏn Utara").
Semenanjung Korea diperintah oleh
Kekaisaran Korea hingga dianeksasi oleh
Jepang setelah
Perang Rusia-Jepang tahun 1905. Setelah kekalahan Jepang pada
Perang Dunia II, Korea
dibagi menjadi wilayah pendudukan Soviet dan Amerika Serikat. Korea Utara menolak ikut serta dalam pemilihan umum yang diawasi
PBB
yang diselenggarakan di selatan pada 1948, yang mengarah kepada
pembentukan dua pemerintahan Korea yang terpisah oleh zone
demiliterisasi. Baik Korea Utara maupun Korea Selatan kedua-duanya
mengklaim kedaulatan di atas seluruh semenanjung, yang berujung kepada
Perang Korea
tahun 1950. Sebuah gencatan senjata pada 1953 mengakhiri pertempuran;
namun kedua negara secara resmi masih berada dalam status perang, karena
perjanjian perdamaian tidak pernah ditandatangani.
[9] Kedua negara diterima menjadi anggota
Perserikatan Bangsa-Bangsa pada 1991.
[10] Pada 26 Mei 2009, Korea Utara secara sepihak menarik diri dari gencatan senjata.
[11]
Korea Utara termasuk dalam
negara satu-partai di bawah
front penyatuan yang dipimpin oleh
Partai Buruh Korea.
[12][13][14][15] Pemerintahan negara mengikuti ideologi
Juche, yang digagas oleh
Kim Il-sung, mantan pemimpin negara ini. Juche menjadi ideologi resmi negara ketika negara ini mengadopsi konstitusi baru pada 1972,
[16] kendati Kim Il-sung telah menggunakannya untuk membentuk kebijakan sejak sekurang-kurangnya awal tahun 1955.
[17] Sementara resminya sebagai
republik sosialis, Korea Utara dipandang oleh sebagian besar negara sebagai negara
kediktatoran totaliter stalinis.
[13][14][18][19][20] Setelah kematian
Kim Jong-il pada tanggal 19 Desember 2011, diperkirakan pemimpin Korea Utara berikutnya adalah
Kim Jong-un, anak termuda Kim Jong-il.
Sejarah
Dampak dari
penjajahan Jepang yang berakhir dengan kekalahan
Jepang pada
Perang Dunia II tahun 1945 adalah Korea dibagi pada
paralel utara ke-38 mengikuti persetujuan dengan
PBB. Wilayah utara diatur oleh
Uni Soviet, dan bagian selatan oleh
Amerika Serikat. Sejarah Korea Utara secara resmi dimulai dengan pembentukan
Republik Rakyat demokratik pada 1948.
Pembagian Korea
Pada Agustus 1945,
Tentara Soviet
membentuk Otoritas Sipil Soviet untuk memerintah negara ini hingga
sebuah rezim domestik, yang bersahabat dengan Uni Soviet, dapat
dibentuk. Setelah mundurnya tentara Soviet pada 1948, agenda utama pada
tahun berikutnya adalah penyatuan Korea dari kedua belah pihak, namun
konsolidasi rezim
Syngman Rhee
di Selatan dengan dukungan militer Amerika dan penekanan pemberontakan
pada Oktober 1948 mengakhiri harapan bahwa negara ini dapat disatukan
kembali menurut cara revolusi
Komunis. Pada 1949, rezim Utara mempertimbangkan untuk melakukan intervensi militer ke
Korea Selatan, tetapi gagal mendapat dukungan dari Uni Soviet.
[21]
Penarikan kekuatan militer
Amerika Serikat dari Selatan pada Juni memperlemah
Rezim Selatan dan membuat
Kim Il-sung mempertimbangkan kembali rencana invasi ke Selatan.
[21] Gagasan itu sendiri awalnya ditolak oleh
Joseph Stalin, tetapi dengan perkembangan persenjataan nuklir Soviet, kemenangan
Mao Zedong
di Cina, dan pertanda dari bangsa Cina bahwa mereka dapat mengirimkan
serdadu dan sokongan lainnya ke Korea Utara, Stalin menyetujui
penyerangan yang menjadi cikal bakal
Perang Korea.
[22]
Perang Korea
Monumen Korea Utara di Pyongyang.
Perang Korea adalah perang antara Korea Utara dan Korea Selatan yang
dimulai pada 25 Juni 1950. Perang ini sempat berhenti sementara dengan
gencatan senjata yang ditandatangani pada 27 Juli 1953. Konflik
diakibatkan oleh pembagian Korea dan upaya kedua Korea untuk menyatukan
kembali Korea dibawah pemerintahan mereka masing-masing. Perang ini
menewaskan lebih dari 2 juta penduduk dan prajurit dari kedua belah
pihak. Periode sebelum perang ditandai dengan konflik perbatasan pada
paralel utara ke-38 dan upaya negosiasi pemilihan umum bagi keutuhan
Korea.
[23] Negosiasi berakhir ketika
Tentara Rakyat Korea menyerbu Korea Selatan pada 25 Juni 1950. Di bawah restu
PBB,
Amerika Serikat dan sekutunya mendukung Korea Selatan. Setelah serangan balasan Korea Selatan, tentara
Cina
mendukung Korea Utara, dan pada akhirnya mengarah kepada gencatan
senjata yang hampir memulihkan kembali perbatasan awal antara Korea
Utara dan Korea Selatan.
Sejak gencatan senjata tahun 1953, hubungan antara pemerintah Korea
Utara dengan Korea Selatan, Uni Eropa, Kanada, Amerika Serikat, dan
Jepang tetap tegang. Pertempuran dihentikan dengan gencatan senjata,
tetapi kedua Korea secara teknis masih berada dalam keadaan perang. Baik
Korea Utara maupun Selatan menandatangani
Deklarasi Gabungan Utara-Selatan 15 Juni pada tahun 2000, ketika kedua pihak berjanji untuk mengupayakan penyatuan kembali dengan cara damai.
[24]
Selain itu pada 4 Oktober 2007, para pemimpin dari Utara dan Selatan
bergandengan tangan untuk mengadakan rapat puncak yang membicarakan
pernyataan penghentian perang secara resmi dan mengukuhkan kembali
prinsip non-agresi.
[25]
Abad ke-20
Korea Utara dan Selatan tidak pernah menandatangani perjanjian
perdamaian dan dengan demikian secara resmi masih dalam status perang;
hanya sebuah
gencatan senjata yang diumumkan.
[26]
Upaya perdamaian disela oleh beberapa pertempuran kecil dan upaya
pembunuhan. Korea Utara gagal di dalam beberapa upaya pembunuhan
terhadap pemimpin Korea Selatan, dengan yang paling dikenal pada 1968,
1974, dan
Pengeboman Rangoon pada 1983. Terowongan seringkali ditemukan di bawah Zona Demiliterisasi, dan perang hampir meletus akibat
Insiden Pembunuhan Kapak di
Panmunjeom pada 1976.
[27] Pada 1973, hubungan tingkat tinggi yang sangat rahasia mulai dilakukan melalui kantor-kantor
Palang Merah, tetapi berakhir setelah insiden Panmunjeom dengan sedikit kemajuan.
[28]
Pada akhir tahun 1990-an, ketika Korsel mengalami transisi menjadi demokratis, keberhasilan
Nordpolitik dan dengan diambil alihnya kekuasaan di utara oleh putra Kim Il-sung,
Kim Jong-il, maka kedua negara untuk pertama kalinya mulai berhubungan secara terbuka, dengan Korsel yang menyatakan
Kebijakan Sinar Matahari.
[29][30]
Abad ke-21
Pada 2002, Presiden Amerika Serikat
George W. Bush menjuluki Korea Utara sebagai bagian dari "
poros setan" dan "
pos terdepan tirani". Hubungan tingkat tinggi yang pernah dilakukan pemerintah Korea Utara dengan Amerika Serikat adalah kunjungan
Menteri Luar Negeri Amerika Serikat Madeleine Albright ke Pyongyang pada tahun 2000,
[31] meskipun kedua negara tidak menjalin hubungan diplomatik yang resmi.
[6]
Pada tahun 2006, hampir 37.000 serdadu Amerika masih berada di Korea
Selatan, meski sejak Juni 2009 jumlah ini berkurang menjadi sekitar
30.000 saja.
[32][33] Kim Jong-il secara pribadi menerima kehadiran tentara Amerika Serikat di Semenanjung Korea.
[34] Bagaimanapun, secara umum, Korea Utara sangat menuntut penarikan serdadu Amerika dari Korea.
[34]
Pada 13 Juni 2009, kantor berita Amerika Serikat,
Associated Press,
melaporkan bahwa sebagai tanggapan bagi sanksi-sanksi baru dari PBB,
Korea Utara menyatakan bahwa pihaknya akan melanjutkan program pengayaan
uranium. Hal ini menandai bahwa untuk pertama kalinya, pemerintah Korea
Utara mengakui di depan dunia bahwa pihaknya memang melakukan program
pengayaan
uranium.
[35] Pada 5 Agustus 2009, mantan presiden Amerika Serikat,
Bill Clinton bertemu dengan Kim Jong-il untuk menjamin pembebasan dua orang wartawan Amerika Serikat,
Laura Ling dan
Euna Lee, yang ditangkap karena memasuki Korea Utara secara ilegal.
[36] Pada 28 Agustus 2010 mantan Presiden Amerika Serikat,
Jimmy Carter,
berhasil membawa pulang seorang guru dan aktivis Amerika Serikat,
Aijalon Mahli Gomes, yang ditangkap karena memasuki Korea Utara secara
ilegal.
[37]
Geografi
Korea Utara menguasai sebagian utara
Semenanjung Korea, meliputi wilayah seluas 120.540
km² (46,541
mil²). Korea Utara berbatasan dengan Republik Rakyat Cina dan Rusia di utara, dan dengan Korea Selatan di sepanjang
Zona Demiliterisasi Korea. Batas barat Korea Utara adalah
Sungai Kuning dan
Teluk Korea, sementara di timur terdapat Jepang di seberang
Laut Jepang. Titik tertinggi di Korea Utara adalah
Gunung Paektu-san dengan ketinggian 2.744
m (9,003
kaki). Sungai terpanjang di Korea Utara adalah Sungai Amnok yang mengalir sepanjang 790 kilometer (491 mil).
[38]
Iklim Korea Utara relatif
sedang. Menurut
klasifikasi iklim Köppen, negara ini beriklim
Dwa, dengan musim panas yang hangat dan musim dingin yang kering. Pada musim panas, terdapat musim hujan singkat yang disebut
changma.
[39]
Pada 7 Agustus 2007,
bencana banjir terburuk dalam 40 tahun terakhir melanda Korea Utara, sehingga pemerintah meminta bantuan kepada dunia internasional. Beberapa
Lembaga Swadaya Masyarakat atau
Organisasi Non-Pemerintah, semisal
Palang Merah, meminta orang-orang untuk menyumbang karena kekhawatiran akan terjadinya bencana kemanusiaan.
[40]
Pusat pemerintahan dan kota terbesar Korea Utara adalah
Pyongyang; kota-kota besar lainnya di antaranya adalah
Kaesong,
Sinuiju,
Wonsan,
Hamhung, dan
Chongjin.
Topografi
Para wisatawan dari
Eropa yang mengunjungi Korea menyatakan bahwa negara itu menyerupai "
laut di tengah-tengah angin ribut" karena banyaknya
rentang perbukitan yang silih berganti menyelang-nyelingi semenanjung itu.
[41] Kira-kira 80% daratan Korea Utara terdiri dari beberapa
gunung dan
dataran tinggi, dipisahkan oleh
lembah-lembah yang dalam dan sempit.
Dataran pesisir luas di barat dan tersekat-sekat di timur. Sebagian besar penduduk menetap di
daratan rendah.
Titik tertinggi di Korea Utara adalah
Gunung Baekdu, dengan ketinggian antara 1.400 sampai 2.000 meter di atas permukaan laut. Gunung ini terletak di dekat perbatasan dengan Cina.
[41] Pegunungan Hamgyong, berada di bagian timur laut semenanjung, memiliki banyak puncak tinggi, seperti
Gwanmosan pada ketinggian sekitar 1.756
m (5,761
kaki). Pegunungan besar lainnya adalah
Pegunungan Rangrim,
yang terletak di bagian utara-tengah Korea Utara dan membentang pada
arah utara-selatan, membuat komunikasi antara bagian barat dan timur
negara ini cukup sulit; dan Pegunungan
Kangnam, yang membentang di sepanjang perbatasan RRC-Korea Utara.
Geumgangsan, sering juga ditulis sebagai Gunung Kumgang, atau Gunung Berlian, (setinggi hampir 1.638 meter di atas permukaan laut) di
Pegunungan Taebaek, yang memanjang hingga ke Korea Selatan, terkenal akan pemandangannya yang indah.
[41]
Dataran di Korea sebagian besar berukuran kecil, dengan yang paling luas adalah dataran
Pyongyang dan
Chaeryong,
masing-masing memiliki luas sekitar 500 kilometer persegi. Karena
gunung-gunung di pesisir timur menghunjam tajam ke laut, dataran yang
ada di timur lebih kecil daripada di pesisir barat. Tidak seperti
tetangganya, Jepang atau Cina bagian utara, Korea Utara mengalami
gempa bumi yang lebih jarang.
Iklim
Korea Utara memiliki
iklim kontinental dengan empat
musim yang berbeda-beda.
[42] Musim dingin yang panjang membawa cuaca dingin dan cerah, berpadu dengan badai salju, sebagai akibat dari
angin utara dan barat laut yang berhembus dari
Siberia.
Sepanjang musim dingin, rata-rata hujan salju turun selama 37 hari.
Cuaca di wilayah pegunungan utara cenderung buruk. Sementara itu,
pusim panas cenderung singkat, panas, lembap, dan berhujan karena adanya angin
muson dari selatan dan tenggara yang membawa
uap air dari
Samudra Pasifik.
Angin taifun memengaruhi semenanjung itu paling tidak sekali setiap musim panas.
[42] Musim semi dan
musim gugur
merupakan musim peralihan yang ditandai oleh suhu yang sedang dan angin
yang bervariasi, dan memberikan cuaca yang paling nyaman. Bencana alam
di antaranya kekeringan panjang di penghujung musim semi yang seringkali
diikuti oleh
banjir. Terkadang terjadi
badai tropis di sepanjang permulaan musim gugur.
Pembagian administratif
Korea Utara dibagi menurut provinsi
Kota-kota besar
Budaya dan seni
Perpustakaan elektronik Universitas Kimchaek di
Pyongyang
Seni dan sastra di Korea Utara dikendalikan sepenuhnya oleh negara dan
Partai Buruh Korea.
[43]
Kebudayaan Korea mengalami penindasan pada masa
penjajahan Jepang dari 1910 hingga 1945. Jepang menerapkan kebijakan
asimilasi budaya.
Selama masa penjajahan itu, bangsa Korea dipaksa belajar dan berbahasa
Jepang, mengadopsi sistem nama keluarga Jepang dan agama
Shinto, dan dilarang menulis atau berbicara menggunakan bahasa Korea di dalam sekolah, perdagangan, atau tempat-tempat umum lainnya.
[44] Selain itu, bangsa Jepang menukar atau mengganti berbagai monumen Korea, seperti
Istana Gyeongbok, dan dokumen-dokumen yang menggambarkan bangsa Jepang secara buruk diubah.
Pada Juli 2004,
Kompleks Pemakaman Goguryeo menjadi situs pertama di negara ini yang dimasukkan ke dalam daftar
Situs Warisan Dunia oleh
UNESCO.
Pada Februari 2008,
New York Philharmonic Orchestra menjadi kelompok musik Amerika Serikat pertama yang melakukan pertunjukan di Korea Utara,
[45] meskipun hanya untuk "penonton undangan" yang dipilih.
[46] Konser ini disiarkan oleh televisi nasional.
[47]
Sebuah acara populer di Korea Utara adalah
Permainan Massal. Permainan Massal terkini dan terbesar disebut "
Festival Arirang".
Acara ini diselenggarakan selama enam malam berturut-turut setiap dua
bulan, dan melibatkan lebih dari 100.000 peserta. Penonton acara ini
dalam tahun-tahun terakhir melaporkan bahwa perasaan anti-Barat semakin
menurun. Permainan Massal melibatkan pertunjukan tarian, senam, dan
sederetan
koreografi yang merayakan sejarah Revolusi Korea Utara dan Partai Buruh. Permainan diadakan di beberapa tempat di Pyongyang, seperti
Stadion Hari Buruh Rungrado, yang merupakan stadion terbesar di dunia dengan daya tampung 150.000 orang.
Olahraga
Korea Utara (berseragam merah) melawan Brasil dalam
Piala Dunia 2010 di Afrika Selatan.
Mungkin peristiwa olahraga yang paling dikenal baik di Korea Utara adalah
Festival Arirang yang diselenggarakan setiap tahun. Atraksi utama Arirang adalah unjuk
senam massal. Dalam
sepakbola, ada 15 klub yang berkompetisi dalam
Liga Korea Utara
level satu dan pertandingan untuk Kontes Inovasi Teknis maupun
Kejuaraan Republik. Tim nasional sepakbola, Chollima, berafiliasi ke
dalam
AFC berperingkat 105
FIFA pada tanggal 26 Mei 2010. Tim ini berkompetisi dalam final
Piala Dunia
tahun 1966 dan 2010. Dalam hoki, Korea Utara memiliki sebuah tim
nasional hoki putera yang menduduki peringkat ke-43 dari total 49
[48] dan berkompetisi di Divisi II. Tim puteri menduduki peringkat ke-21 dari total 34
[49] dan berkompetisi di Divisi II.
Korea Utara berkompetisi dalam
Olimpiade
sejak tahun 1964 (olimpiade musim dingin) dan mulai ikut serta dalam
olimpiade musim panas pada tahun 1972 dengan membawa pulang lima medali,
termasuk satu emas. Kode IOC Korea Utara adalah PRK.
Korea Utara memboikot Olimpiade 1988 di
Seoul,
Korea Selatan.
Pada Olimpiade 2004, Athena, Korea Utara dan Korea Selatan berparade
bersama-sama dalam upacara pembukaan dan penutupan di bawah bendera
unifikasi, tetapi berkompetisi secara terpisah. Sejak itu, Korea Utara
selalu meraih medali pada setiap olimpiade musim panas yang diikuti.
Seni bela diri taekwondo
berasal dari Korea. Pada dasawarsa 1950-an dan 1960-an, aturan-aturan
modern dibakukan dan taekwondo menjadi cabang olahraga resmi olimpiade
pada tahun 2000. Seni bela diri Korea lainnya adalah
taekkyeon,
hapkido,
tang soo do,
kuk sool won,
kumdo, dan
subak.
Pemerintah dan politik
Korea Utara adalah negara yang menyatakan secara sepihak sebagai negara
Juche (percaya dan bergantung kepada kekuatan sendiri).
[50] Pemujaan kepribadian terhadap
Kim Il-sung
dan Kim Jong-il dilakukan secara terorganisir. Setelah mangkatnya Kim
Il-sung pada 1994, ia tidak digantikan melainkan memperoleh gelar "
Presiden Abadi", dan dikuburkan di
Istana Memorial Kumsusan di Pyongyang pusat.
Meskipun kedudukan presiden dipegang oleh Kim Il-sung yang telah meninggal,
[51] kepala negara
de facto adalah Kim Jong-un, yang kini menjabat sebagai
Ketua Komisi Pertahanan Nasional Korea Utara. Badan legislatif Korea Utara adalah
Majelis Tertinggi Rakyat, kini diketuai oleh
Kim Yong-nam. Tokoh pemerintahan senior lainnya adalah
Kepala Pemerintahan Kim Yong-il.
Korea Utara adalah negara yang menganut sistem satu partai. Partai yang memerintah adalah
Front Demokratik untuk Reunifikasi Tanah Air, sebuah koalisi
Partai Buruh Korea dan dua partai kecil lainnya,
Partai Demokratik Sosial Korea dan
Partai Chongu Chondois.
Partai-partai ini mengajukan semua calon untuk menempati posisi
pemerintahan dan memegang semua kursi di Majelis Tertinggi Rakyat.
Pada Juni 2009, dilaporkan oleh sebuah media Korea Selatan bahwa
terdapat isyarat yang menunjukkan bahwa pemimpin Korea Utara berikutnya
adalah
Kim Jong-un, putera termuda Kim Jong-il (Kim Jong-il memiliki tiga putera).
[52]
Hubungan luar negeri
Korea Utara telah memelihara hubungan yang akrab dengan RRC dan Rusia sejak lama.
Jatuhnya komunisme
di Eropa Timur tahun 1989, dan pecahnya Uni Soviet pada 1991, berdampak
pada semakin berkurangnya bantuan kepada Korea Utara dari Rusia,
meskipun Cina tetap saja memberikan bantuan penting. Korea Utara
memelihara ikatan yang kuat dengan sekutu
sosialisnya di Asia Tenggara, yaitu
Vietnam,
Laos, dan
Kamboja.
[53]
Korea Utara telah memulai pembangunan
Pagar Perbatasan Cina-Korea
di perbatasan utara, sebagai tanggapan bagi harapan Cina yang ingin
mengekang para pengungsi yang melarikan diri dari Korea Utara.
Sebelumnya, perbatasan antara Cina dan Korea Utara hanya diawasi oleh
sedikit petugas patroli.
Sebagai akibat dari
program senjata nuklir Korea Utara,
pembicaraan enam-pihak
diselenggarakan untuk mencari penyelesaian damai terkait ketegangan di
antara dua pemerintah Korea, Federasi Rusia, Republik Rakyat Cina,
Jepang, dan Amerika Serikat.
Pada 17 Juli 2007, para inspektur PBB memverifikasi penutupan lima
fasilitas nuklir Korea Utara, sesuai persetujuan Februari 2007.
[54]
Pada 4 Oktober 2007, Presiden Korea Selatan (Roh Moo-Hyun) dan
pemimpin Korea Utara sebelumnya (Kim Jong-il) menandatangani sebuah
perjanjian damai berisi delapan pasal, yang mengajukan perdamaian abadi,
pembicaraan tingkat tinggi, kerjasama ekonomi, perbaharuan kereta api,
perjalanan udara, jalan bebas hambatan, dan barisan penyorak olimpiade
gabungan.
[25]
Amerika Serikat dan Korea Selatan sebelumnya menuduh Korea Utara sebagai
negara yang mendukung terorisme.
[55] Pengeboman 1983 yang membunuh anggota pemerintahan Korea Selatan dan
penghancuran pesawat terbang Korea Selatan telah dituduhkan kepada Korea Utara.
[56]
Korea Utara juga dianggap bertanggung jawab atas penculikan 13 warga
negara Jepang pada 1970-an dan 1980-an, lima dari mereka dikembalikan ke
Jepang pada 2002.
[57] Pada 11 Oktober 2008, Amerika Serikat menghapus Korea Utara dari daftar negara pendukung terorisme ini.
[58]
Sebagian besar kedutaan asing yang memiliki hubungan diplomatik dengan Korea Utara berada di Beijing, bukan di Pyongyang.
[59]
Militer
Seorang anggota Tentara Rakyat Korea mengamati sisi Korea Selatan di Zona Demiliterisasi Korea
Kim Jong-un adalah
Komandan Tertinggi Tentara Rakyat Korea dan
Ketua Komisi Pertahanan Nasional Korea Utara.
Tentara Rakyat Korea adalah nama untuk angkatan bersenjata Korea Utara. Tentara ini memiliki empat cabang:
Angkatan Darat,
Angkatan Laut,
Angkatan Udara, dan
Departemen Keamanan Negara. Menurut
Departemen Luar Negeri Amerika Serikat, Korea Utara memiliki
angkatan darat terbesar kelima di dunia, diperkirakan sebesar 1,21 juta personel, dengan kira-kira 20% pria berusia 17–54 tahun di dalam
angkatan darat.
[60]
Korea Utara memiliki persentase personel militer per kapita tertinggi
di dunia, dengan sekitar 1 serdadu terdaftar untuk setiap 25 warga
negara.
[61] Strategi militer Korea Utara dirancang untuk menyusupkan agen dan menyabotase di belakang barisan musuh pada saat perang.
[60] Tentara Rakyat Korea memiliki berbagai perlengkapan, meliputi 4.060
tank, 2.500
APC, 17.900
artileri (termasuk
mortir), 11.000 senjata pertahanan udara, 915 kapal perang, dan 1.748 pesawat tempur.
[62]
Perlengkapan yang ada merupakan sisa-sisa Perang Dunia II, umumnya
teknologi Perang Dingin yang terproliferasi, atau senjata Soviet.
Menurut media resmi Korea Utara, anggaran belanja militer Korut pada
tahun 2009 adalah 15,8% dari PDB.
[63]
Korea Utara juga menjual misil balistik dan peralatan militernya ke
berbagai negara. Pada April 2009, PBB menyebut Perusahaan Perdagangan
Pembangunan dan Pertambangan Korea (alias KOMID) sebagai agen penjual
utama Korea Utara dan pengekspor terbesar misil balistik dan senjata
konvensional. PBB juga menyebut Korea Ryonbong sebagai penyokong
penjualan segala hal yang berhubungan dengan militer Korea Utara.
[64]
Korea Utara memiliki program nuklir aktif dan telah menjadi subjek bagi beberapa resolusi PBB, seperti Nomor
1695 pada Juli 2006, Nomor
1718 pada Oktober 2006, dan Nomor
1874 pada Juni 2009.
Ekonomi
Citra Semenanjung Korea pada malam hari. Kesenjangan tingkat penerangan
disebut sebagai indikasi perbedaan pembangunan ekonomi dan energi antara
Korea Utara dan Selatan.
[65][66]
Korea Utara memiliki ekonomi komando yang terindustrialisasi,
autarkik,
dan sangat terpusat. Dari lima negara sosialis yang tersisa di dunia,
Korea Utara adalah satu dari dua negara (bersama-sama dengan
Kuba) dengan ekonomi yang dimiliki negara dan direncanakan oleh pemerintah sepenuhnya.
Kebijakan isolasi Korea Utara berarti bahwa
perdagangan internasional sangatlah dibatasi. Korut mengeluarkan undang-undang pada tahun 1984 yang memperbolehkan investasi asing melalui
joint venture,
[67] akan tetapi gagal mengundang investasi yang berarti. Pada tahun 1991,
Zona Ekonomi Khusus Rason didirikan,
[68] dengan tujuan menarik investasi asing dari
Cina dan
Rusia.
Perusahaan-perusahaan Cina dan Rusia telah memperoleh hak untuk
menggunakan pelabuhan di Rason. Investor Cina telah merenovasi jalan
dari Rason ke Cina,
[69] dan pekerja kereta api Rusia merenovasi jalur kereta api dari Rason ke Rusia.
[70]
Gaji rata-rata Korut adalah sekitar $47 per bulan.
[71] Meskipun terdapat masalah ekonomi yang substansial, kualitas hidup rakyat terus membaik dan upah pekerja terus meningkat.
[72] Pasar swasta berskala kecil, disebut
janmadang,
hadir di seluruh penjuru negara ini dan melayani penduduk dengan
makanan dan komoditas tertentu dari impor yang ditukar dengan uang,
dengan demikian membantu mencegah kelaparan.
[73]
Makanan, rumah, kesehatan, dan pendidikan diberikan secara gratis oleh negara,
[74] dan pembayaran pajak telah dihapuskan sejak 1 April 1974.
[75]
Untuk meningkatkan produktivitas pertanian dan industri, sejak tahun
1960-an, pemerintah Korea Utara telah memperkenalkan sistem-sistem
manajemen seperti sistem kerja Taean.
[76] Pada abad ke-21,
pertumbuhan PDB
Korea Utara cukup lambat tetapi pasti, meskipun pada beberapa tahun
terakhir, angka pertumbuhan meningkat hingga 3,7% pada 2008 karena
pertumbuhan sektor pertanian sebesar 8,2%.
[77]
Pertumbuhan PDB per tahun[77][78]
2000 |
2001 |
2002 |
2003 |
2004 |
2005 |
2006 |
2007 |
2008 |
1,3 % |
3,7 % |
1,2 % |
1,8 % |
2,2 % |
1,0 % |
1,6 % |
1,8 % |
3,7 % |
Menurut perkiraan tahun 2002, sektor utama dalam ekonomi Korea Utara adalah industri (43,1%), diikuti oleh
jasa
(33,6%) dan pertanian (23,3%). Pada 2004, diperkirakan bahwa sektor
pertanian menyerap 37% dari tenaga kerja, sementara industri dan jasa
menyerap sisanya, 63%.
[6]
Industri utama meliputi produk militer, pembuatan mesin, energi
listrik, bahan kimia, pertambangan, perlogaman, sandang, pengolahan
makanan dan pariwisata.
Pada 2005, menurut
FAO, Korea Utara adalah produsen buah segar terbesar ke-10,
[79] dan produsen
apel terbesar ke-19.
[80] Korea Utara memiliki sumber daya alam yang substansial, dengan sumber daya utama meliputi
besi,
seng,
batu bara,
fluor,
tembaga,
garam,
timbal,
tungsten,
grafit,
magnesium,
emas,
pirit,
fluorspar, dan
listrik tenaga air.
[6]
Perdagangan luar negeri
Cina dan Korea Selatan masih menjadi penyumbang terbesar bantuan
makanan kepada Korea Utara. Amerika Serikat menentang penyumbangan
makanan ini karena kurangnya pengawasan.
[81] Pada 2005, jumlah bantuan makanan dari Cina dan Korea Selatan tercatat sebesar 1 juta ton.
[82]
Selain itu, sekitar 80 hingga 90 persen minyak impor Korut berasal dari
Cina, yang dijual dengan "harga teman" yang jauh lebih murah dibanding
harga pasar dunia.
[83]
Pada 19 September 2005, Korea Utara dijanjikan bantuan bahan bakar
dan berbagai-bagai insentif non-pangan lainnya dari Korea Selatan,
Amerika Serikat, Jepang, Rusia, dan Cina sebagai pengganti penghentian
program senjata nuklir dan ikut serta kembali ke dalam
Perjanjian Non-Proliferasi Nuklir.
Penyediaan makanan sebagai ganti untuk penghentian program senjata
nuklir berdasarkan sejarahnya telah dihindarkan oleh Amerika Serikat
sehingga tidaklah dirasakan sebagai "menggunakan makanan sebagai
senjata".
[84]
Bantuan kemanusiaan dari tetangga-tetangga Korea Utara telah dihentikan
sebagai upaya agar Korea Utara mau melanjutkan kembali pembicaraan yang
sempat terhenti. Misalnya, Korea Selatan pernah "menunda pertimbangan"
500.000 ton beras untuk Korea Utara pada 2006, tetapi gagasan
menyediakan makanan sebagai insentif telah dihindari.
[85] Selain itu, terdapat gangguan terhadap bantuan karena merebaknya perampokan
lokomotif yang dipakai oleh Cina untuk mengirimkan bahan makanan.
[86]
Pada Juli 2002, Korea Utara mulai bereksperimen dengan
kapitalisme di
Kawasan Ekonomi Khusus Rajin-Sonbong dan
Kawasan Industri Kaesong.
[87] Sejumlah kawasan lainnya telah dirancang sebagai
Daerah Administratif Khusus, seperti
Sinŭiju
di sepanjang perbatasan Cina dan Korea Utara. Cina dan Korea Selatan
adalah mitra perdagangan terpenting Korea Utara. Perdagangan dengan Cina
meningkat 15% menjadi $ 1,6 miliar, dan perdagangan dengan Korea
Selatan meningkat 50% menjadi lebih dari $1 miliar pada tahun 2005.
[84] Dilaporkan bahwa jumlah telepon seluler di
Pyongyang bertambah dari hanya 3.000 pada 2002 menjadi hampir 20.000 pada 2004.
[88] Namun, pada Juni 2004, telepon seluler menjadi terlarang lagi,
[89] hingga jaringan
3G baru,
Koryolink, didirikan pada tahun 2008 melalui
joint venture dengan
Orascom Telecom Holding dari
Mesir. Pada Mei 2010, lebih dari 120.000 orang Korea Utara memiliki telepon genggam.
[90]
Sejumlah kecil unsur-unsur kapitalistik secara bertahap meluas dari
kawasan percobaan, termasuk sejumlah papan iklan di sepanjang jalan raya
tertentu. Beberapa pengunjung melaporkan bahwa jumlah pasar petani
terbuka telah meningkat di
Kaesong dan
Pyongyang, dan juga di sepanjang perbatasan Cina-Korea Utara, melampaui sistem penjatahan makanan.
Peternakan ayam bersama di Hungju, provinsi
Chagang.
Pada sebuah peristiwa pada tahun 2003 yang dikenal sebagai "
Insiden Pong Su",
sebuah kapal kargo Korea Utara yang dituduh berupaya menyelundupkan
heroin ke Australia telah diamankan oleh pihak yang berwajib di
Australia, memperkuat prasangka Australia dan Amerika Serikat bahwa
Pyongyang terlibat dalam penyelundupan narkotika internasional.
Pemerintah Korea Utara menampik semua tuduhan keterlibatan.
[91]
Pariwisata
Pariwisata di Korea Utara dikelola oleh Organisasi Pariwisata milik
negara ("Ryohaengsa"). Tiap-tiap wisatawan berkelompok atau juga
perseorangan didampingi secara tetap oleh satu atau dua orang "pemandu
wisata" yang biasanya berbicara dengan bahasa ibu wisatawan. Sementara
pariwisata telah meningkat selama beberapa tahun terakhir, jumlah
wisatawan yang berasal dari Barat masih sedikit. Sebagian besar
wisatawan yang berkunjung berasal dari Cina, Rusia, dan Jepang. Warga
negara Rusia lebih memilih Korea Utara sebagai tujuan wisata karena
murah, minim pencemaran, dan cuacanya lebih hangat. Warga negara Korsel
mustahil untuk memperoleh visa ke Korea Utara, tetapi mereka masih bisa
mendapat "izin masuk" ke wilayah khusus wisata, seperti Kaesong. Warga
negara AS juga tidak dapat memperoleh visa dan hanya bisa berkunjung
pada saat dirayakannya
Festival Arirang; namun, larangan ini telah dicabut pada Januari 2010.
[93]
Di dalam wilayah
Kŭmgangsan-pegunungan, perusahaan
Hyundai
mendirikan dan mengoperasikan kawasan wisata khusus. Kunjungan ke
kawasan ini juga dimungkinkan bagi warga negara Amerika Serikat dan
Korea Selatan, tetapi hanya dalam rombongan (bukan perseorangan) dari
Korea Selatan. Perjalanan ke daerah ini untuk sementara dihentikan sejak
seorang perempuan Korea Selatan yang mendekati zona militer telah
ditembak mati oleh penjaga perbatasan pada akhir tahun 2008.
[94] Korea Utara secara sepihak telah mengumumkan akan mengambil alih aset Hyundai di wilayah tersebut.
[95]
Media
Media Korea Utara sangat dikendalikan oleh pemerintah. Informasi
dijaga ketat, apakah itu ke luar atau ke dalam Korea Utara. Konstitusi
Korea Utara menjamin
kebebasan berpendapat dan
pers; tetapi, kenyataannya, pemerintah melarang pelaksanaan hak-hak ini.
Reporters Without Borders pada tahun 2008 menggolongkan media di Korea Utara pada urutan 172 dari 173, setingkat dari
Eritrea.
[96]
Hanya berita yang sehaluan dengan rezim yang diizinkan, sementara
berita yang meliputi masalah ekonomi dan politik negara ini, atau kritik
terhadap rezim, dilarang.
[97] Media bertanggung jawab memelihara pemujaan kepribadian terhadap
Kim Jong-il. Pemasok berita utama bagi media di Korea Utara adalah
Korean Central News Agency.
Korea Utara memiliki 12 surat kabar terkemuka dan 20 media cetak
non-harian. Semua media cetak itu berbeda-beda periode terbitnya dan
semuanya dicetak di
Pyongyang.
[98] Surat kabar harian yang dimaksud misalnya
Rodong Sinmun,
Joson Inmingun,
Minju Choson, dan
Rodongja Sinmum. Di Korut tidak ada pers milik swasta.
[99]
Transportasi
Di pusat-pusat kota di Korea Utara terdapat bus dan tram, baik lokal
maupun impor. Kereta-kereta api lama dibeli dari Eropa dan Cina, tetapi
embargo perdagangan telah memaksa Korea Utara untuk membuat kendaraan
mereka sendiri. Jawatan Kereta Api Republik Demokratik Rakyat Korea,
"Choson Cul Minzuzui Inmingonghoagug", adalah satu-satunya operator
kereta api di Korea Utara. Perusahaan ini memiliki jaringan rel kereta
api sepanjang 5.200 km dengan 4.500 km, beberapa di antaranya memenuhi
standard gauge.
[100] Ada rel sempit kecil yang beroperasi di Semenanjung Haeju.
[100]
Kereta api tersebut terdiri dari campuran lokomotif uap dan listrik.
Mobil paling banyak dibuat di Korea Utara menggunakan rancangan Soviet.
Ada beberapa lokomotif dari Kekaisaran Jepang, Amerika Serikat, dan
Eropa yang masih dipakai. Lokomotif bekas dari Cina (DF4B, BJ
Hidraulika, dll) juga masih dioperasikan.
Transportasi air pada sungai-sungai utama dan di sepanjang pesisir
memainkan peranan penting bagi lalu lintas barang dan manusia. Selain
Sungai Yalu dan Taedong, sebagian besar jalur air di daratan, seluruhnya
2.253 kilometer, dilayani hanya oleh perahu-perahu kecil. Lalu lintas
pesisir yang paling ramai berada di pantai timur, yang mampu
mengakomodasi muatan yang lebih besar karena relatif lebih dalam.
Pelabuhan-pelabuhan utama adalah
Nampho di pesisir barat dan
Rajin,
Chongjin,
Wonsan, dan
Hamhung
di pesisir timur. Pelabuhan yang dimiliki negara ini pada 1990-an
memuat kapasitas kira-kira hampir 35 juta ton tiap tahunnya. Pada
permulaan 1990-an, Korea Utara memiliki kapal dagang seberang lautan,
sebagian besarnya adalah buatan dalam negeri, dengan 68 bahtera
(berbobot kotor sekurang-kurangnya 1.000 ton), dengan bobot totalnya
yang diizinkan 465.801 ton, yang termasuk di dalamnya 58 kapal kargo dan
dua tanker. Terdapat investasi yang berkelanjutan di dalam hal
perbaruan dan perluasan fasilitas pelabuhan, pembangunan transportasi
terkhusus di Sungai Taedong—dan semakin seimbangnya perbandingan kargo
internasional dengan muatan dalam negeri.
Perhubungan internasional udara dari dan ke Korea Utara dibatasi. Terdapat jadwal penerbangan berkala dari
Bandar Udara Internasional Sunan – 24 kilometer di utara Pyongyang – ke
Moskow,
Khabarovsk,
Beijing,
Makau,
Vladivostok,
Bangkok,
Shenyang,
Shenzhen,
penerbangan carteran dari Sunan ke Tokyo juga ke negara-negara Eropa
Timur, Timur Tengah, dan Afrika. Sebuah perjanjian untuk merintis
pelayanan antara Pyongyang dan Tokyo telah ditandatangani pada 1990.
Penerbangan dalam negeri tersedia antara
Pyongyang,
Hamhung,
Wonsan, dan
Chongjin. Semua pesawat penerbangan sipil dilayani oleh
Air Koryo sebanyak 34 pesawat pada 2008, semua ini dipesan dari Uni Soviet dan kemudian Rusia. Sejak 1976 hingga 1978, empat jet
Tu-154
telah ditambahkan menyertai pesawat kecil An-24s kemudian menambahkan
empat Ilyushin Il-62M berbadan panjang, tiga Ilyushin Il-76MD pesawat
kargo besar dan 2 Tupolev Tu-204-300 berbadan panjang pada 2008.
Satu dari sedikit cara untuk memasuki Korea Utara adalah melalui
Jembatan Persahabatan Sino-Korea atau melalui
Panmunjeom, bekas penyeberangan
Sungai Amnok, dan kemudian penyeberangan
Zona Demiliterisasi Korea.
Kendaraan pribadi di Korea Utara merupakan pemandangan langka, tetapi sejak 2008, sekira 70% rumah tangga menggunakan
sepeda, yang juga memainkan peran yang semakin penting di dalam perdagangan perseorangan berskala kecil.
[101]
Demografi
Angka kasar penduduk Korea Utara adalah sekira 23 juta jiwa, salah
satu negara dengan kelompok etnik dan bahasa paling seragam di dunia,
dengan sangat sedikit orang Cina,
Jepang, Vietnam, Korea Selatan, dan minoritas ekspatriat Eropa.
Grafik dinamika penduduk Korea Utara
Menurut
CIA World Factbook, angka harapan hidup Korea Utara adalah 63,8 tahun pada 2009, sebuah gambaran kasar yang setara terhadap angka yang dicapai
Pakistan dan
Myanmar dan sedikit di bawah
Rusia.
[102] Angka kematian bayi berada pada tingkatan yang tinggi 51,34; suatu angka yang 2,5 kali lebih tinggi daripada angka kematian bayi
Republik Rakyat Cina, 5 kalinya
Rusia, 12 kalinya
Korea Selatan.
[103] Menurut
The State of the world's Children 2003 UNICEF, Korea Utara berada pada peringkat ke-73 (tempat teratas laju kematian tertinggi), di antara
Guatemala (ke-72) dan
Tuvalu (ke-74).
[103][104] Angka kesuburan total Korea Utara relatif rendah dengan angka 1,96 pada 2009; hampir sebanding dengan yang dimiliki
Amerika Serikat dan
Perancis.
[105]
Bahasa
Korea Utara berbagi
Bahasa Korea
dengan Korea Selatan. Terdapat perbedaan dialek di kedua-dua Korea,
tetapi perbatasan Utara dan Selatan tidaklah mewakili perbatasan bahasa
secara jelas. Sementara di Korea Selatan lebih liberal, adopsi
istilah-istilah modern dari bahasa asing lebih dibatasi di Korea Utara.
Hanja (
Karakter Cina)
tidak lagi dipakai di Korea Utara, meski kadang-kadang masih dipakai di
Korea Selatan. Kedua-dua Korea berbagi sistem penulisan fonetik yang
disebut
Chosongul di utara dan
Hangul di selatan Zone Demarkasi.
Romanisasi berbeda di kedua-dua negara, Korea Utara menggunakan sistem
McCune-Reischauer dengan sedikit modifikasi, dan Korea Selatan menggunakan
Romanisasi Korea yang Direvisi.
Agama
Kedua-dua Korea berbagi warisan yang sama dari agama
Buddha dan
Konghucu Korea dan sejarah yang masih sangat baru dari agama
Kristen dan pergerakan
Cheondoisme ("agama Jalan Surgawi"). Konstitusi Korea Utara menyatakan bahwa kebebasan beragama diizinkan.
[106]
Menurut standar-standar agama Barat, sebagian besar penduduk Korea
Utara dapat dikelompokkan sebagai "tidak beragama". Tetapi sebagian
besar di antaranya didefinisikan "beragama" dari sudut pandang
sosiologi[107]
dan pengaruh budaya agama-agama tradisional itu semisal Buddha dan
Konghucu masih memiliki dampag pada kehidupan kerohanian Korea Utara.
[108][109][110]
Bagaimanapun, penganut agama Buddha di Korea Utara dilaporkan
bernasib lebih baik daripada kelompok agama lin; khususnya Kristen, yang
dikatalan menghadapi hukuman dari pihak penguasa. Penganut agama Buddha
diberi dana terbatas oleh pemerintah untuk mempromosikan agama itu,
karena agama Buddha memainkan peran integral di dalam budaya tradisional
Korea.
[111]
Menurut
Human Rights Watch,
kegiatan keagamaan bebas tidak lagi ada di Korea Utara karena
pemerintah mensponsori kelompok-kelompok keagamaan hanya untuk
menciptakan ilusi kebebasan beragama.
[112]
Menurut
Religious Intelligence, situasi keagamaan di Korea Utara adalah sebagai berikut:
[113]
- Tidak beragama: 15.460.000 pengikut (64,31% penduduk, majoritas yang dominan, mereka adalah penghayat filsafat Juche)
- Shamanisme Korea: 3.846.000 pengikut (16% penduduk)
- Cheondoisme: 3.245.000 pengikut (13,50% penduduk)
- Agama Buddha: 1.082.000 pengikut (4,50% penduduk)
- Agama Kristen: 406.000 pengikut (1,69% penduduk)
Pyongyang adalah pusat kegiatan Kristen di Korea sebelum Perang
Korea. Kini, empat gereja yang diawasi negara ada di sini, di mana
kebebasan beragama merupakan kasus khusus bagi orang asing.
[114][115] Statistik pemerintah resmi melaporkan bahwa ada 10.000
Protestan dan 4.000 penganut
Katolik Roma di Korea Utara.
[116]
Menurut peringkat yang diterbitkan oleh
Open Doors,
sebuah organisasi yang membantu orang Kristen yang dizalimi, Korea
Utara kini menjadi negara dengan penzaliman terbanyak terhadap orang
Kristen di antara negara-negara lain sedunia.
[117] Kelompok pembela
Hak Asasi Manusia seperti
Amnesty International juga mengungkapkan perhatian terhadap penzaliman keagamaan di Korea Utara.
[118]
Pendidikan
Seorang bocah perempuan pelajar di dalam sebuah sekolah di
Mangyongdae
Pendidikan di Korea Utara dikendalikan oleh pemerintah dan wajib
sampai jenjang menengah pertama. Pendidikan di Korea Utara gratis, dan
negara menyediakan bagi para siswa tidak hanya fasilitas pengajaran dan
pendidikan gratis, tetapi juga seragam dan buku panduan.
[119] Heuristika secara aktif diterapkan untuk membangun kemandirian dan kekreatifan para siswa.
[120] Pendidikan wajib berlangsung sebelas tahun, dan melewati satu tahun jenjang pra-sekolah, empat tahun
pendidikan dasar dan enam tahun
pendidikan menengah. Kurikulum sekolah di Korea Utara terdiri dari pokok-pokok bahasan akademik dan politik.
[121]
Sekolah dasar dikenal sebagai sekolah rakyat dan anak-anak belajar di
sekolah ini pada umur 6-9 tahun. Mereka kemudian melanjutkan ke sekolah
lanjutan umum atau sekolah lanjutan kejuruan, bergantung pada kemampuan
masing-masing. Mereka memasuki sekolah lanjutan pada usia sepuluh tahun
dan menyudahinya pada umur 16 tahun.
Pendidikan tinggi
tidaklah wajib di Korea Utara. Tahapan ini terdiri dari dua sistem:
pendidikan tinggi akademik dan pendidikan tinggi untuk pendidikan
berlanjut. Sistem pendidikan tinggi akademik meliputi tiga jenis
lembaga:
universitas,
sekolah profesional, dan
sekolah teknik. Tahap
pascasarjana untuk
magister dan
doktoral
diserahkan kepada universitas bagi mahasiswa yang ingin melanjutkan
pendidikannya. Dua universitas ternama di Korea Utara adalah
Universitas Kim Il-sung dan
Universitas Sains dan Teknologi Pyongyang, kedua-duanya di
Pyongyang.
Korea Utara adalah salah satu negara yang paling melek huruf di dunia, dengan proporsi 99%.
[6]
Kesehatan
Pelayanan kesehatan dan perawatan medis di Korea Utara tidak menuntut pembebanan biaya kepada rakyat.
[122]
Korea Utara menganggarkan 3% PDB-nya untuk sektor kesehatan. Sejak
tahun 1950-an, Korea Utara telah meletakkan fondasi yang kuat di sektor
kesehatan, dan antara tahun 1955 dan 1986, banyaknya
rumah sakit bertambah dari 285 menjadi 2.401, dan banyaknya
puskesmas – dari 1.020 menjadi 5.644.
[123]
Ada beberapa rumah sakit yang khusus melayani orang-orang pabrik dan
pertambangan. Sejak tahun 1979 penekanan yang lebih baik diletakkan pada
obat-obatan Korea tradisional, didasarkan pada perawatan yang memanfaatkan produk herbal dan
akupunktur.
Sistem kesehatan Korea Utara menurun drastis sejak tahun 1990-an
karena bencana alam, masalah ekonomi, dan makanan dan menipisnya
cadangan bahan bakar. Banyak rumah sakit dan puskesmas di Korea Utara
kini sangat kekurangan peralatan medis, obat-obatan, air, dan listrik.
[124]
Hampir 100% penduduk memperoleh akses air dan
sanitasi, tetapi tidak sepenuhnya ideal.
Penyakit infeksi semisal tuberkulosis, malaria, dan hepatitis B dianggap menjadi
endemik bagi negara ini.
[125]
Menurut perkiraan 2009, angka harapan hidup orang Korea Utara adalah
63,8 tahun, sebuah gambaran yang mirip dengan Pakistan dan Myanmar dan
sedikit lebih rendah daripada Rusia.
[102]
Di antara masalah kesehatan lainnya, banyak warga Korea Utara
menderita akibat kekurangan gizi, yang disebabkan oleh musim paceklik
yang berkaitan dengan gagalnya panen, program distribusi makanan, dan
kebijakan prioritas bagi militer. Sebuah laporan PBB tahun 1998,
World Food Program
melaporkan bahwa 60% anak-anak menderita kekurangan gizi, dan 16%
kurang gizi akut. Hasilnya, mereka yang menderita selama bencana selalu
saja menghadapi masalah kesehatan.
Masyarakat
Hak asasi manusia
Beberapa organisasi
hak asasi manusia internasional, termasuk
Amnesty International dan
Human Rights Watch, menilai Korea Utara sebagai salah satu negara yang memiliki catatan hak asasi manusia terburuk.
[126]
Orang Korea Utara sering disebut sebagai "orang yang paling
diperlakukan brutal di dunia", karena beberapa batasan yang ketat
diletakkan di atas kebebasan
politik dan
ekonomi mereka.
[127] Pengungsi Korea Utara
telah menyaksikan keberadaan perkampungan penjara dan tahanan dengan
kira-kira 150.000 sampai 200.000 penghuni (setara 0,85% seluruh
penduduk), dan telah melaporkan adanya penyiksaan, kelaparan,
pemerkosaan, pembunuhan,
percobaan medis, buruh paksa, dan pengguguran janin paksa.
[128].
Seorang pria sipil berseragam mengendarai sepeda di Pyongyang. Seragam
seperti ini adalah bagian dari peraturan busana yang diamanatkan negara
secara nasional.
Sistem ini sedikit berubah pada akhir 1990-an, ketika jumlah penduduk
menjadi sangat sedikit. Di banyak kasus, ketika pemberangusan modal
menjadi
de facto, ia digantikan oleh beberapa pemberangusan yang
ringan. Praktik suap-menyuap menjadi lumrah di negara ini. Banyak orang
Korea Utara kini secara ilegal mengenakan pakaian yang berasal dari
Korea Selatan, mendengarkan musik Korea Selatan, menonton kaset atau CD
video Korea Selatan, dan bahkan menangkap siaran radio atau televisi
Korea Selatan.
[129][130]
Kultus individu
Pemerintah Korea Utara menjalankan kendali yang ketat ke atas seluruh
sendi kebudayaan nasional, dan pengendalian ini digunakan untuk
mengabadikan
pemujaan kepribadian
yang tidak jauh dari Kim Il-sung, dan, untuk sebuah perpanjangan yang
tidak begitu besar, bagi Kim Jong-il. Ketika mengunjungi Korea Utara
pada 1979, seorang wartawan
Bradley Martin
melaporkan bahwa hampir semua musik, seni, dan pahatan yang telah dia
amati disajikan demi mengagung-agungkan "Pemimpin Agung" Kim Il-sung,
yang mana pemujaan kepribadian ini kemudian diperpanjang kepada
puteranya, "Pemimpin Terkasih" Kim Jong-il.
[131] Lagu
Tiada Ibu Pertiwi Tanpamu,
dinyanyikan oleh Koor Tentara Korea Utara, digubah terkhusus untuk Kim
Jong-Il dan merupakan salah satu dari komposisi nada yang paling
merakyat di negara ini. Kim Il-sung resminya masih saja dipandang
sebagai "Presiden Abadi" bangsa. Beberapa bangunan ciri khas kota di
Korea Utara dinamai menurut nama Kim Il-sung, misalnya
Universitas Kim Il-sung,
Stadion Kim Il-sung, dan
Alun-Alun Kim Il-sung. Para pencela telah dikutip dengan mengatakan bahwa sekolah-sekolah Korea Utara mempertuhankan kedua-dua ayah dan anak itu.
[132]
Kim Il-sung menolak tuduhan bahwa ia menciptakan upaya pemujaan ke arah
dirinya sendiri dan menuduh siapa saja yang mengemukakan pendapat ini
sebagai "
faksionalisme".
[131]
Kritik menyatakan bahwa kultus Kim Jong-il diwariskan dari ayahnya,
Kim Il-sung. Ia seringkali menjadi pusat perhatian seluruh kehidupan
awam di Korea Utara. Hari kelahirannya adalah hari libur terpenting di
negara ini. Pada peringatan kelahiran yang ke-60 (menurut tanggal
kelahiran resminya), perayaan massal diselenggarakan di seluruh pelosok
negara ini.
[133]
Pemujaan kepribadian Kim Jong-il, kendati signifikan, tidaklah segencar
terhadap ayahnya. Pada 2004, beberapa potret resminya diambil dari
gedung-gedung umum.
[134]
Salah satu sudut pandang mengungkapkan bahwa pemujaan kepribadian Kim
Jong Il dilakukan semata-mata demi menghargai Kim Il-sung atau
menghindari proses peradilan karena kegagalan membayar sewa rumah.
[135] Sumber-sumber media dan pemerintah dari luar Korea Utara pada umumnya mendukung pandangan ini,
[136][137][138][139][140] sementara sumber-sumber pemerintah Korea Utara mengatakan bahwa hal ini adalah murni pemujaan terhadap pahlawan sejati.
[141]
Penyatuan Korea
Kebijakan Korea Utara adalah mencari penyatuan kembali (reunifikasi)
tanpa adanya campur tangan pihak asing (luar Korea), melalui suatu
struktur federal mempertahankan kepemimpinan dan sistem masing-masing.
Korea Utara dan Korea Selatan menandatangani
Pernyataan Bersama Utara-Selatan 15 Juni di mana kedua-dua pihak berjanji untuk mencari cara supaya dapat menyatu kembali secara damai.
[142] Republik Federal Demokratik Korea adalah
negara yang diajukan yang pertama disebutkan oleh Presiden Kim Il Sung pada 10 Oktober 1980 di dalam proposal federasi antara Korea Utara dan
Korea Selatan di mana sistem politik masing-masing pada mulanya akan dipertahankan.
referensi
http://id.wikipedia.org/wiki/Korea_Utara